kali ini ane ingin share tentang TRG (Tugas Rencana Garis) alias Desain 1. TRG ini bisa di ambil di semester 2 di Jurusan Teknik Sistem Perkapalan. berikut ini akan ane share laporan dari TRG, monggo
BAB I
FILOSOFI RANCANGAN
I.1 Umum
I.1.1. Pendahuluan
Tugas
Rencana Garis dan Bukaan Kulit
merupakan salah satu mata kuliah dengan bobot 2 sks di Jurusan
Teknik Sistem Perkapalan. Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui dasar-dasar gambar
Rencana Garis dan Bukaan Kulit serta kegunaannya. Mahasiswa juga diharuskan mengerti
cara merancang / menggambar Rencana Garis dan Bukaan Kulit. Dalam
pembuatan sebuah kapal diperlukan rencana garis dari kapal tersebut. Karena rencana
garis atau yang lebih dikenal dengan linesplan merupakan rancangan dasar yang berupa garis – garis yang menggambarkan
bentuk kapal yang dibuat. Tugas Rencana Garis dan Bukaan Kulit ini merupakan langkah awal dari mahasiswa
untuk mencapai tugas-tugas selanjutnya, seperti Tugas Perporosan dan Propeller,
Tugas Rencana Umum dan Perancangan Kamar Mesin.
Untuk
Menggambarkan Rencana Garis terdapat beberapa metode, seperti Metode NSP
(Nederlandsce Scheepsbouw Proefstasioen), Metode Scheltema de Heere, Merancang
berdasarkan pengalaman sendiri dan Menggunakan Software Komputer. Namun telah
ditentukan dalam pengerjaan rencana garis ini metode yang digunakan adalah
metode Diagram NSP, yaitu suatu metode penghitungan dengan pembacaan grafik NSP
yang nantinya akan didapatkan luasan tiap-tiap station dari kapal tersebut. Metode
ini didasarkan pada percobaan tangki tarik pada laboratorium Wageningen,
Belanda. Mengapa
menggunakan metode ini karena dirasa metode yang paling mudah untuk
pembelajaran bagi mahasiswa.
Dalam
menggunakan Metode NSP ini terdapat langkah-langkah pembuatan yang harus
dipahami dan dimengerti dengan baik oleh mahasiswa, langkah-langkah tersebut
meliputi penggambaran CSA, A/2T, B/2 dan bentuk
utama bangunan kapal seperti Body
Plan, Half Breadth Plan, dan Sheer Plan. Mahasiswa juga diharapkan dapat
memahami dan membuat bukaan kulit dari suatu kapal. Disamping itu, mahasiswa juga
diharapkan mengerti tentang program-program yang menunjang serta
mempermudahproses pengerjaan rencana garis, seperti Microsoft Excel untuk tahap pengolahan data
dan Autocad untuk tahap penggambarannya serta
program lainnya.
I.1.2. Tahapan Pengerjaan
Langkah-langkah
pengerjaan rencana garis ini, antara lain:
1. Pencarian dan perhitungan Data awal
2. Pembuatan CSA
3. Pembuatan A/2T dan B/2
4. Pembuatan Haluan dan Buritan
5. Pembuatan Body Plan
6. Pembuatan Half
Breath Plan
7. Pembuatan Buttock Line pada Sheer Plan
8. Pembuatan Bangunan Atas (Sheer Standar)
9. Pembuatan Forecastle
deck, Poop deck dan Bullwark.
10. Pembuatan Bukaan Kulit
Sesuai data yang telah didapat maupun dihitung
digunakan diagram NSP untuk mengetahui
beberapa koefisien – koefisien dan variabel yang akan digunakan. Untuk pengolah
data dan perhitungan digunakan program pendukungMicrosoft Excel 2007,
sedangkan untuk visualisasi penggambaran digunakan program AutoCad 2007.
Program Excel dan AutoCad 2007 tersebut digunakan karena program tersebut
tidak hanya mendukung dalam pengerjaan tetapi juga mendukung proses pembelajaran mahasiswa karena kedua program
tersebut tidak bekerja secara otomatis tetapi hanya
menampilkan hasil masukan data dari operator.
I.1.3. Istilah-Istilah
Gambar
1.ukuran utama kapal
v Lpp / Lbp(Length
Between
Perpendicular)
Panjang antara AP dan FP yang diukur pada garis air muat. Dimana AP dan FP
adalah
·
AP (After Perpendicular)
AP atau garis tegak
buritan merupakangaris tegak yang
dibuat melalui linggi kemudi bagian belakang. Dan jika kapal tersebut tidak
mempunyai linggi kemudi, maka garis tegak itu dibuat melalui sumbu poros
kemudinya.
·
FP ( Fore/Forward Perpendicular)
FP atau Garis tegak
haluan merupakan garis tegak yang dibuat melalui
perpotongan antara linggi haluan dengan garis air muat.
v LWL (Length
on Water Line)
LWL panjang garis air
merupakan jarak mendatar yang panjangnya diukur dari titik potong antara linggi
haluan (FP) dengan garis air sampai titik potong linggi buritan atau linggi
kemudi (AP) dengan garis air.
v Loa(Length
Overall)
Merupakan panjang keseluruhan kapal yang diukur dari ujung buritan sampai
ujung haluan.
v Ldisp(Length
of Displacement)
Ldisp = ½ . (LPP + LWL )
|
Gambar 2.Potongan melintang kapal
|
v B (Breadth)
Merupakan jarak mendatar
gading tengah kapal yang diukur pada bagian luar gading tetapi tidak termasuk
tebal kulit lambung.
v H (Height/Depth)
Tinggi kapal merupakan jarak tegak
dari garis dasar sampai garis geladak terendah ditepi diukur ditengah‐tengah panjang kapal (Lpp).
v T (Draught/Draft)
Sarat kapal yaitu jarak tegak dari
garis dasar sampai pada garis air muat.
v Vs (Service Speed)
Vs atau kecepatan dinas merupakan
kecepatan kapal saat beroperasi.
v Vs/√Ldisp (speed length ratio)
Nilai awal yang digunakan untuk mengetahui
nilai - nilai lain yang ada dalam diagram NSP (dalam hal ini nilai Ldisp yang
digunakan dalam satuan feet bukan meter).1 m = 3.28 ft. Dengan metode ini, kita dapat
menentukan nilai dari Coeffisien
block, Coeffisien prismatik, dan Coeffisien midship.
v Cb (Block
Coefficientatau koefisien blok)
Gambar 3.Coefficient Block
|
v dWL (Coeffisien Block of Waterline)
Merupakan perbandingan antara volume kapal dengan hasil kali antara panjang, lebar dan sarat
kapal.koefisien blok ini menunjukkan kegemukan kapal. Rumusnya yaitu:
dWL = ( Ldisx ddis ) / LWL
v Coeffisien Prismatik
Merupakan perbandingan antara bentuk kapal di bawah sarat dengan sebuah
prisma yang dibentuk oleh bidang tengah kapal.
v Cm / b (Coeffisien
Midship)
Merupakan perbandingan antara luas penampang gading
besar (Midship Area) yang terendam
air dengan luasan suatu bidang yang lebarnya B dan tingginya T, yang dirumuskan
sebagai harga pendekatan terhadap koefisien block
displacement, sebesar:
b = Am / B x T
v Luas Midship
(Am)
Merupakan luasan bagian tengah kapal yang dipotong secara melintang yang
memiliki lebar B dan tinggi T. Dirumuskan dengan :
Am = B x T x Cm
Gambar
4.Luas Midship
|
v Volume Displacement
( Ñ )
Merupakan volume perpindahan fluida (air laut) sebagai akibat adanya
badan kapal yang tercelup dibawah permukaan air, yang dirumuskan sebagai:
Vdisp = Ldisp x B x T x ddispl
v Radius Bilga (R)
v Midship
Potongan melintang pada bagian tengah
kapal.
v Center
Line(CL)
Potongan
memanjang pada bagian tengah kapal.
v Water Line
Proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara memanjang horisontal.
Proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara memanjang horisontal.
v Base
Line(BL)
Garis
dasar kapal
v Station
Pembagian
panjang kapal menjadi 20 bagian dengan jarak yang sama.
v Body Plan
Proyeksi bentuk
potongan – potongan badan kapal secara melintang pada setiap station dilihat
dari depan atau belakang.
v Buttock Line
Proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara
memanjang vertikal.
v Sent
Garis yang
ditarik pada salah satu atau beberpa titik yang terletak digaris tengah (centre
line) dan membuat sudut dengan garis tengah.
v Sheer
Lengkungan kemiringan geladak kearah memanjang kapal.
v Chamber
Lengkungan kemiringan geladak kearah melintang kapal.
v Upper Deck
Garis geladak utama kapal dari ujung haluan sampai ujung
buritan kapal.
v Poop Deck
Geladak tambahan
yang terletak diatas geladak utama kapal pada bagian buritan kapal.
v Forecastle Deck
Geladak tambahan
yang terletak diatas geladak utama kapal pada bagian haluan kapal.
v Bulwark
Pagar kapal yang terletak pada bagian tepi kapal.
I.2. Curve of Section Area
Curve of
Sectional Area (CSA) adalah kurva yang menunjukan prosentase luasan kapal pada
tiap – tiap station. CSA bisa
dimisalkan janin kapal karena dari CSA ini nantinya dapat diketahui bentuk
kapal kita. Pembuatan CSA dihitung berdasarkan prosentase luasan
yang didapat dari diagram NSP dikalikan dengan luasan midship.
Untuk
mencari prosentase area per-station menggunakan tabel NSP, langkah awal yaitu
dari nilai Vs/√Ldisp yang telah dihitung, dibuatlah garis mendatar pada kolom
yang memuat skala Speed length ratio (Vs/√Ldisp) tepat sesuai angka yang didapatkan sebelumnya dan membuat
titik perpotongan antara garis datar tersebut dengan garis-garis lengkung pada
tabel NSP, kemudian dari titik perpotongannya ditarik garis vertikal dari
titik tersebut sehingga didapat nilai
prosentase area per-station (e) dalam
persen.
Gambar
5.Diagram
NSP
I.3. Body Plan
Gambar 7.Body Plan
I.4. Halfbreadth Plan
Halfbreadth
plan merupakan gambar irisan-irisan kapal jika dilihat dari atas, pada setiap
garis air (water line). Untuk menggambar half breadth plandiperlukan
data panjang dari centerline ke
setiap stationpada setiap waterlinedi body plan, dengan
kata lain data diambil berdasarkan jarak setiap station dengan centerline pada body plan.
Gambar 8.Halfbreadth Plan
I.5. Sheer Plan
Sheer Plan
merupakan gambar irisan-irisan kapal jika dilihat dari samping pada setiap buttock line yang telah ditentukan.
Penggambaran sheer plan dilakukan dengan cara memproyeksikan halfbreadth plan
yang mengacu pada setiap perpotongan yang terjadi antara buttock line dengan waterline
pada halfbreadth plan.
Gambar 9. Sheer Plan
I.6. Geladak Utama, Geladak Akil dan Geladak Kimbul
1.6.1. Geladak Utama
Geladak utama
kapal terdiri dari dua macam yaitu berbentuk lurus dan berbentuk melengkung,
geladak yang didesain melengkung memberi berbagai keuntungan salah satunya
adalah freeboard yang lebih tinggi,
tetapi untuk membuat geladak yang melengkung diperlukan perhitungan terlebih
dahulu untuk menentukan besar kelengkungannya.
Langkah – langkah untuk membuatmain deck atau geladak utama :
1.
Panjang Lpp dibagi
menjadi 6 bagian sama besar (terdapat tiga
bagian yang berada di depan midship
dan tiga bagian lainnya di belakang midship). Untuk lebih jelasnya pembuatan Sheer
standard dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 10. Pembuatan Geladak
Utama
2.
Hitung nilai
x, y, z, a, b, dan c. Tempatkan pada bagian yang sudah dibagi sebelumnya.
1.6.2. Forecastle deck (
Geladak Akil )
Forecastle deck atau yang dikenal dengan geladak
akil merupakan bangunan yang terletak tepat diatas main deck pada bagian haluan
yang memiliki ketinggian 2,4 - 2,5 meter diukur dari geladak utama, sedangkan
untuk panjang dari bangunan ini ditentukan panjangnya mencapai Collision Bulkhead atau 5 – 8% (0.05 - 0.08) Lpp. Serta
diletakkan tepat pada frame/gading.
1.6.3. Bulwark
Bulwark merupakan pagar yang terbuat dari plat yang terletak
pada geladak tepi pada upper deck,
forecastle deck dan poop deck
yang berfungsi sebagai pembatas untuk sisi kapal pada geladak paling rendah.
Direncanakan setinggi 1000 mm diukur pada geladak terendah.
Gambar 11. Pembuatan Forecastle Deck dan Bulwark
1.6.4.
Poop Deck (Geladak
Kimbul)
Poop deck atau geladak kimbul merupakan bangunan yang terletak
diatas geldak utama (main deck) pada
bagian buritan yang memilki ketinggian 2.4 sampai 2.5 meter diukur dari geladak
utama (upper deck side line)
sedangkan untuk panjang dari bangunan akan dijelaskan pada penjelasan
berikutnya
Gambar 12. Pembuatan Pop Deck Dan Bulwark
Catatan:
1.
Jarak gading pada buritan sampai tabung poros maksimum Amaks
=600mm.
Diambil
jarak gading di bagian ini sebesar 600mm
2.
Jarak gading pada daerah sekat tabung poros kearah depan mengikuti rumus :
Perhitungan jarak sekat tabung poros, sekat kamar mesin,
sekat tubrukan adalah sebagai berikut:
·
Sekat
tabung poros :
Perhitungan
sekat dimulai dari AP dan menggunakan jarak gading = 600mm.
Sekat
tabung poros minimal 3 jarak gading dari b (0.35T) jadi terletak pada gading ke
11 dari AP.
·
Sekat
kamar mesin
Jarak sekat kamar mesin dari AP
adalah antara 17% - 20% Lpp dari AP dan terletak di nomor gading 30
·
Sekat
tubrukan/ collusion bulkhead
Letak collision Bulkhead berada di gading nomor 131 terhitung dari gading pertama.