Tuhan... sadarkanlah bangsa ini...
Ilustrasi kekayaan laut indonesia
Potensi kekayaan laut Indonesia
sangatlah luar biasa. Menurut sebuah media massa, potensi kekayaan laut
Indonesia jika ditaksir dengan rupiah akan bernilai sekitar 14.994
triliun rupiah. Kisaran ini merupakan hasil perhitungan para ahli
kelautan dan berbagai lembaga yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.
Sungguh angka yang sangat besar, bukan? Penulis sangat setuju dengan apa yang pernah diungkapkan oleh mantan Staf TNI Angkatan Laut, Slamet Soebijanto yang mengatakan bahwa sebenarnya Indonesia tidak perlu berhutang ke negara lain untuk membiayai pembangunan. Cukup dengan pemanfaatan kekayaan laut Indonesia pun semua pembangunan dapat dilaksanakan. Namun, yang terjadi adalah, bangsa ini tidak sadar bahwa kekayaan itu berlimpah. Bangsa ini tidak memiliki orang-orang cerdas yang punyai komitmen tinggi untuk bekerja dan menyumbangkan pemikirannya secara tulus demi kemakmuaran bangsanya.
Kebanyakan adalah bahwa orang cerdas itu tak mempunyai hati. Mereka tahu Indonesia kaya dan sangat kaya. Yang mereka lakukan adalah mengeksploitasi semua kekayaan itu demi memperkaya diri sendiri. Inilah mengapa begitu banyak orang super kaya di Indonesia. Mereka bisa membeli mobil dengan harga lebih dari 15 miliar rupiah. Mereka membuat pesta pernikahan mewah seharga 4 miliar rupiah. Kalau kekayaan itu dibagi merata kepada seluruh rakyat Indonesia, maka rakyat Indonesia ini akan bisa seperti rakyat Brunei Darussalam.
Negara Brunei juga kaya. Tetapi sultannya kaya hati sehingga rakyatnya pun ikut kaya. Semua serba gratis. Saking kayanya Brunei, jangan berharap ada taksi yang hilir mudik menawarkan jasanya. Kalau tak ingin menunggu lama, telepon saja teman terdekat untuk menjemput di bandara. Perlu diketahui bahwa pejalan kaki pun tidak banyak di Brunei. Hampir setiap rumah mempunyai paling sedikit satu mobil. Mobilnya pun bukan mobil murah dengan tingkatan kenyamanan yang rendah. Mereka mempunyai mobil mewah nan nyaman. Akankah Indonesia bisa sedikit berlega hati dengan menikmati kekayaan alam yang dimilikinya? Tidak semudah itu. Tantangan untuk mewujudkan kesejahteraan semua rakyat Indonesia itu adalah satu perjuanagn yang sangt sulit dan rumit.
Paling tidak, ada dua potensi besar yang bisa diamati dan bisa langsung dikelaola untuk memajukan kesejahteran rakyat negeri ini. Apa saja potensi kekayaan laut Indonesia tersebut?
Perlu kita ketahui bahwa hasil perikanan budidaya di Indonesia setiap tahunnya sekitar 46,3 juta ton. Hasil tangkapan laut Indonesia mendominasi produksi penangkapan ikan di dunia. Hasil laut Indonesia berkisar 52 persen dari produksi keseluruhan tangkapan laut dunia, yaitu 47,6 juta ton.
Bahkan, menurut Food and Agriculture Organization (FAO), badan PBB yang menaungi berbagai informasi tentang pangan dan pertanian, pada 2006, Indonesia merupakan produsen ikan terbesar di dunia dengan bobot produksi sekitar 87,1 juta ton. Jumlah yang fantastik tersebut meliputi 4,4 juta ton di wilayah tangkap perairan Indonesia, sedangkan 1,8 juta ton lainnya berada di perairan Zona Ekonomi Eksklusif atau ZEE.
Ekonomi dunia juga sangat bergantung dengan keberadaan negeri-negeri maritim seperti Indonesia. Menurut catatan pada 2006, lebih dari 80 persen perdagangan dunia melalui laut dengan omset lebih dari 500 miliar dollar AS. Pada 2011, nilai tersebut ditaksir akan meningkat hingga 670 miliar dollar AS dengan pertumbuhan perdagangan yang bertambah lebih dari 40 persen pada 2020.
Badan ini memberikan index di atas 31 terhadap taman-taman laut di Negeri Zamrud Khatulistiwa ini. Sebuah penghargaan yang luar biasa atas potensi kekayaan laut Indonesia. Padahal, index taman-taman laut ternama, seperti Great Reef di Australia, hanya 28. Taman laut Kepulauan Karibia yang terkenal hanya 25. Bahkan, taman laut Tahiti hanya mendapat index 21. Tentunya, index tersebut jauh di bawah taman laut Indonesia.
Sayangnya, bukan hanya kita yang tidak mengenal lebih jauh kekayaan laut Indonesia yang melimpah ruah ini. Banyak di antara potensi berharga tersebut tak terkelola dengan baik, malah ada sebagian yang sengaja dirusak oleh masyarakat negeri sendiri.
Namun sayang, dalam hal ini, pemerintah terkesan tutup mata dan seolah tidak terlalu menanggapi permasalahan mengenai banyaknya nelayan asing yang memasuki batas wilayah territorial kita tanpa izin. Bahkan yang lebih memprihatinkan, dari sekian banyak nelayan asing yang datang tersebut, beberapa di antaranya sengaja memasang bendera kesatuan Indonesia guna mendapatkan kebebasan dalam memaksimalkan kekayaan laut Indonesia ini.
Tak dapat dipungkiri, untuk urusan hukum dan tindakan tegas yang berkaitan dengan perairan Indonesia dari pemerintah sangatlah kurang atau bahkan bisa dikatakan tidak tegas. Oleh karena lemahnya perlindungan hukum dari pemerintah terkait perairan dan kekayaan laut Indonesia ini, maka banyak sekali kerusakan kekayaan laut Indonesia yang bisa kita jumpai, seperti kerusakan terumbu karang akibat penggunaan jaring pukat harimau, penggunaan bom ikan, dan berbagai cara lain yang tidak dianjurkan.
Oleh sebab itu, butuh keseriusan, kecintaan, dan pemeliharaan yang bertanggung jawab dari setiap warga negara maupun pemerintah untuk mengoptimalkan potensi kekayaan laut Indonesia yang telah dianugerahkan Tuhan pada kita.
Negara Indonesia rasanya membutuhkan sosok-sokok yang peduli terhadap peraiaran dan kekayaan laut Indonesia seperti Ir. Djuanda. Beliau membela batas wilayah Indonesia secara habis-habisan dalam sidang PBB pada Desember 1957. Beliau sadar, bangsa Indonesia adalah kaum bahari, sehingga kejayaan dan kedigdayaannya akan bersinar kala berinteraksi dengan lautan. Beliau sadar, nusantara ini akan besar dan tumbuh jika mampu memaksimalkan kekayaan baharinya.
Namun sayang, semangat yang dimiliki Ir. Djuanda tak lagi dimiliki oleh para penerusnya. Pola pikir kapitalis yang dimiliki generasi sekarang secara perlahan akan merobohkan seluruh konstruksi kekayaan laut Indonesia beserta keindahan alam lainnya.
Potensi Kekayaan Laut Indonesia
Menurut perhitungan, Potensi yang dimiliki oleh laut Indonesia itu luar biasa. Jumlah yang disebutkan itu berdasarkan kisaran hasil perikanan yang bernilai 31,94 miliar dollar AS. Selain itu, potensi wilayah pesisir yang masih alami sebesar 56 miliar dollar AS. Pengembangan bioteknologi laut sejumlah 40 miliar dollar AS, ditambah keberadaan wisata bahari 2 miliar dollar AS. Kandungan minyak bumi sebesar 6,64 miliar dollar AS serta peluang mengembangkan transportasi laut sebesar 20 miliar dollar AS.Sungguh angka yang sangat besar, bukan? Penulis sangat setuju dengan apa yang pernah diungkapkan oleh mantan Staf TNI Angkatan Laut, Slamet Soebijanto yang mengatakan bahwa sebenarnya Indonesia tidak perlu berhutang ke negara lain untuk membiayai pembangunan. Cukup dengan pemanfaatan kekayaan laut Indonesia pun semua pembangunan dapat dilaksanakan. Namun, yang terjadi adalah, bangsa ini tidak sadar bahwa kekayaan itu berlimpah. Bangsa ini tidak memiliki orang-orang cerdas yang punyai komitmen tinggi untuk bekerja dan menyumbangkan pemikirannya secara tulus demi kemakmuaran bangsanya.
Kebanyakan adalah bahwa orang cerdas itu tak mempunyai hati. Mereka tahu Indonesia kaya dan sangat kaya. Yang mereka lakukan adalah mengeksploitasi semua kekayaan itu demi memperkaya diri sendiri. Inilah mengapa begitu banyak orang super kaya di Indonesia. Mereka bisa membeli mobil dengan harga lebih dari 15 miliar rupiah. Mereka membuat pesta pernikahan mewah seharga 4 miliar rupiah. Kalau kekayaan itu dibagi merata kepada seluruh rakyat Indonesia, maka rakyat Indonesia ini akan bisa seperti rakyat Brunei Darussalam.
Negara Brunei juga kaya. Tetapi sultannya kaya hati sehingga rakyatnya pun ikut kaya. Semua serba gratis. Saking kayanya Brunei, jangan berharap ada taksi yang hilir mudik menawarkan jasanya. Kalau tak ingin menunggu lama, telepon saja teman terdekat untuk menjemput di bandara. Perlu diketahui bahwa pejalan kaki pun tidak banyak di Brunei. Hampir setiap rumah mempunyai paling sedikit satu mobil. Mobilnya pun bukan mobil murah dengan tingkatan kenyamanan yang rendah. Mereka mempunyai mobil mewah nan nyaman. Akankah Indonesia bisa sedikit berlega hati dengan menikmati kekayaan alam yang dimilikinya? Tidak semudah itu. Tantangan untuk mewujudkan kesejahteraan semua rakyat Indonesia itu adalah satu perjuanagn yang sangt sulit dan rumit.
Paling tidak, ada dua potensi besar yang bisa diamati dan bisa langsung dikelaola untuk memajukan kesejahteran rakyat negeri ini. Apa saja potensi kekayaan laut Indonesia tersebut?
Kekayaan Laut Indonesia - Perikanan dan Perdagangan
Sebagai negara maritim terbesar di dunia, kekayaan laut Indonesia yang bisa dieksplor sungguh luar biasa. Salah satunya adalah variasi jenis ikan dan biota laut yang melimpah ruah. Selain itu, kekayaan laut Indonesia yang masih bisa digali adalah potensi wisata, seperti taman laut yang berjajar indah di sekitar perairan negeri ini.Perlu kita ketahui bahwa hasil perikanan budidaya di Indonesia setiap tahunnya sekitar 46,3 juta ton. Hasil tangkapan laut Indonesia mendominasi produksi penangkapan ikan di dunia. Hasil laut Indonesia berkisar 52 persen dari produksi keseluruhan tangkapan laut dunia, yaitu 47,6 juta ton.
Bahkan, menurut Food and Agriculture Organization (FAO), badan PBB yang menaungi berbagai informasi tentang pangan dan pertanian, pada 2006, Indonesia merupakan produsen ikan terbesar di dunia dengan bobot produksi sekitar 87,1 juta ton. Jumlah yang fantastik tersebut meliputi 4,4 juta ton di wilayah tangkap perairan Indonesia, sedangkan 1,8 juta ton lainnya berada di perairan Zona Ekonomi Eksklusif atau ZEE.
Ekonomi dunia juga sangat bergantung dengan keberadaan negeri-negeri maritim seperti Indonesia. Menurut catatan pada 2006, lebih dari 80 persen perdagangan dunia melalui laut dengan omset lebih dari 500 miliar dollar AS. Pada 2011, nilai tersebut ditaksir akan meningkat hingga 670 miliar dollar AS dengan pertumbuhan perdagangan yang bertambah lebih dari 40 persen pada 2020.
Kekayaan Laut Indonesia - Taman Laut dan Terumbu Karang
Tahukah Anda, terumbu karang Indonesia menyumbang 21 persen kekayaan terumbu karang dunia? Luas terumbu karang Indonesia sekitar 51 ribu kilometer persegi. Kekayaan laut Indonesia dan keindahannya tak perlu diragukan lagi. Badan turisme PBB atau World Tourism Organization, mempunyai penilaian yang mengejutkan terhadap estetika taman laut Indonesia.Badan ini memberikan index di atas 31 terhadap taman-taman laut di Negeri Zamrud Khatulistiwa ini. Sebuah penghargaan yang luar biasa atas potensi kekayaan laut Indonesia. Padahal, index taman-taman laut ternama, seperti Great Reef di Australia, hanya 28. Taman laut Kepulauan Karibia yang terkenal hanya 25. Bahkan, taman laut Tahiti hanya mendapat index 21. Tentunya, index tersebut jauh di bawah taman laut Indonesia.
Sayangnya, bukan hanya kita yang tidak mengenal lebih jauh kekayaan laut Indonesia yang melimpah ruah ini. Banyak di antara potensi berharga tersebut tak terkelola dengan baik, malah ada sebagian yang sengaja dirusak oleh masyarakat negeri sendiri.
Kekayaan Laut Indonesia - Taman Laut Indonesia
Kekayaan laut Indonesia yang tak kalah menarik tentu saja adalah keberadaan taman laut yang dimiliki Indonesia. Taman laut yang dimiliki Indonesia, bukan hanya menyajikan pemandangan yang sangat indah, melainkan memberikan kebanggaan. Tahukah Anda, dari sekitar 24 taman laut yang ada di seluruh dunia, mayoritas taman-taman laut surgawi tersebut berada di Indonesia. Taman-taman cerminan surga tersebut adalah sebagai berikut.- Taman Laut Padang di Sumatera Barat.
- Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara.
- Taman Laut Kungkungan juga di Sulawesi Utara.
- Pesisir Jawa Barat.
- Perairan Bali.
- Taman Laut Gilis di Pulau Lombok.
- Taman Laut Flores.
- Taman Laut Alor di Nusa Tenggara Timur.
- Taman Laut Rote juga di Nusa Tenggara Timur.
- Perairan Ambon di Maluku.
- Taman Laut Saparua di sekitar Pulau Halmahera.
- Taman Laut Banda.
Kekayaan Laut Indonesia dan Masalahnya
Seperti yang telah digambarkan di atas, melimpah ruahnya kekayaan laut Indonesia memang mampu memberikan sumbangsih terhadap dunia ekonomi. Namun, ada hal yang sepantasnya tidak dilupakan oleh pemerintahan Indonesia, yakni soal keamanannya. Dua aspek penting yang dimiliki oleh kekayaan laut Indonesia itu sudah sepeti dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan.Namun sayang, dalam hal ini, pemerintah terkesan tutup mata dan seolah tidak terlalu menanggapi permasalahan mengenai banyaknya nelayan asing yang memasuki batas wilayah territorial kita tanpa izin. Bahkan yang lebih memprihatinkan, dari sekian banyak nelayan asing yang datang tersebut, beberapa di antaranya sengaja memasang bendera kesatuan Indonesia guna mendapatkan kebebasan dalam memaksimalkan kekayaan laut Indonesia ini.
Tak dapat dipungkiri, untuk urusan hukum dan tindakan tegas yang berkaitan dengan perairan Indonesia dari pemerintah sangatlah kurang atau bahkan bisa dikatakan tidak tegas. Oleh karena lemahnya perlindungan hukum dari pemerintah terkait perairan dan kekayaan laut Indonesia ini, maka banyak sekali kerusakan kekayaan laut Indonesia yang bisa kita jumpai, seperti kerusakan terumbu karang akibat penggunaan jaring pukat harimau, penggunaan bom ikan, dan berbagai cara lain yang tidak dianjurkan.
Oleh sebab itu, butuh keseriusan, kecintaan, dan pemeliharaan yang bertanggung jawab dari setiap warga negara maupun pemerintah untuk mengoptimalkan potensi kekayaan laut Indonesia yang telah dianugerahkan Tuhan pada kita.
Negara Indonesia rasanya membutuhkan sosok-sokok yang peduli terhadap peraiaran dan kekayaan laut Indonesia seperti Ir. Djuanda. Beliau membela batas wilayah Indonesia secara habis-habisan dalam sidang PBB pada Desember 1957. Beliau sadar, bangsa Indonesia adalah kaum bahari, sehingga kejayaan dan kedigdayaannya akan bersinar kala berinteraksi dengan lautan. Beliau sadar, nusantara ini akan besar dan tumbuh jika mampu memaksimalkan kekayaan baharinya.
Namun sayang, semangat yang dimiliki Ir. Djuanda tak lagi dimiliki oleh para penerusnya. Pola pikir kapitalis yang dimiliki generasi sekarang secara perlahan akan merobohkan seluruh konstruksi kekayaan laut Indonesia beserta keindahan alam lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar